Hai gadget addict! Pasti kalian sudah tidak asing dengan istilah rooting di dunia per-gadget-an. Banyak pertanyaan masuk ke sosmed saya tentang beberapa masalah gadget mereka yang khususnya terjadi pada gadget Android. Karena rooting hanya bisa dilakukan di perangkat Android.
Nah beberapa masalah gadget yang terjadi itu bervariasi, ada yang berdasarkan software dan hardware. Disini saya menyarankan mereka untuk masalah pada software agar melakukan rooting pada perangkat mereka. Dan mengubah beberapa file sistem untuk menyelesaikan masalah mereka. Tetapi mereka menolak karena alasan takut rusak, garansi hangus, akan meletus dan sebagainya. Memang itu hak mereka masing masing. Berikut pembahasan pertama seputar rooting adalah fakta, mitos, dan manfaat tentang rooting :
Mitos
1.Rooting menghanguskan garansi
Bagi beberapa vendor smartphone memang melakukan kebijakan jika produk mereka dalam status rooted maka garansi akan hangus. Khususnya vendor lokal yang menerapkan kebijakan ketat hingga menempuh jalur hukum jika melakukan rooting pada produk mereka. Namun ada juga beberapa vendor yang tidak menghanguskan garansi produk jika produk mereka dalam status rooted. Kebanyakan adalah vendor Cina
2. Rooting bisa menambah RAM
Banyak sekali pesan yang berisi seperti ini masuk ke sosmed saya :
A : Mas hp saya kok lemot ya. Diroot bisa nambah RAM gak ya
Absolutely false, mari kita luruskan. Root pada dasarnya adalah membuka akses saja. Yang akan dijelaskan pada pembahasan dibawah. Jadi root tidak akan mengubah status hardware pada perangkatmu. Mungkin ada beberapa alternatif untuk mengoprek sistem sehingga penggunaan RAM menjadi optimal. Tetapi sekali lagi, rooting tidak mengubah status hardware di perangkat. Baik bertambah atau berkurang.
3. Rooting bikin boros baterai
Ini juga top 3 mitos yang beredar di masyarakat. Rooting tidak menyebabkan baterai boros. Juga tidak mmenyebabkan baterai awet. Juga tidak menyebabkan baterai meledak. Itu adalah penyebab tindakan pasca root. Maksudnya, beberapa orang setelah root akan bingung apa yang akan ia lakukan setelah perangkatnya dalam status rooted. Hal ini sering saya temui di forum dan komunitas beberapa perangkat Android lokal.
A : Gan, barusan berhasil root nih. Enaknya diapain lagi ya?
Nah itu adalah awal dari masalah masalah tindakan pasca root muncul. Jika masih awam akan masalah pada Android, lebih baik serahkan pada ahlinya atau mastah komunitas. Setelah ia mengajukan seperti itu, maka member lain akan menanggapi dengan berbagai macam tanggapan. Dan mulailah ia mengeksekusi perangkatnya. Kemudian masalah itu muncul, yang disalahkan rootnya. Jangan ya!
4.Rooting bikin hp restart sendiri
Ini mungkin bisa dibenarkan. Saya pernah menemui masalah ini di beberapa kasus. Proses root yang tidak sesuai prosedur dan file root yang tidak sesuai perangkat. Solusinya adalah menghapus cache dan data. Namun sejauh saya mengoprek perangkat Android, tidak pernah saya mengalami hal ini. Dan saya menyarankan gunakan aplikasi pengijinan root Super-SU oleh developer ChainFire. Karena kebanyakan masalah ini terjadi pada perangkat yang menggunakan pengijinan root bukan Super-SU.
Fakta
1.Rooting menghanguskan garansi
Bagi beberapa vendor smartphone memang melakukan kebijakan jika produk mereka dalam status rooted maka garansi akan hangus. Khususnya vendor lokal yang menerapkan kebijakan ketat hingga menempuh jalur hukum jika melakukan rooting pada produk mereka. Namun ada juga beberapa vendor yang tidak menghanguskan garansi produk jika produk mereka dalam status rooted. Kebanyakan adalah vendor Cina
2.Rooting dapat mengakses file file yang sebelumnya tidak dapat diakses
Rooting dapat mengakses file file sistem yang sebelumnya terproteksi dan diproteksi oleh vendor untuk alasan keamanan. Namun beberapa vendor juga beralasan komersial. Seperti vendor yang mengkhususkan produknya menggunakan kartu tertentu. Dengan rooting maka hal ini bisa ditembus. Mengubah beberapa file agar perangkat bisa menggunakan semua kartu. Dan bahkan unlock jaringan yang sebelumnya dibatasi oleh vendor.
3.Rooting berarti membuka jalan bagi malware
Ini adalah fakta yang terjadi di lapangan dan sering saya temui. Dan semua vendor sudah menyematkan pernyataan ini pada produk mereka. Jika melakukan rooting akan rentan terhadap serangan malware. Karena malware yang menyerang bisa leluasa memodifikasi file sistem. Tidak hanya malware, adware juga rentan menyerang perangkat. Untuk menanggulangi hal ini maka perlu menginstall pengijinan root pada perangkat. Agar semua akses root harus meminta ijin kepada pengguna. Setelah disetujui barulah aplikasi akan melanjutkan tugasnya, jika tidak maka aplikasi akan berhenti bekerja. Dan pastikan aplikasi pengijinan root jangan diset auto-grant. Yang dimana akan mengijinkan setiap permintaan akses root.
Manfaat
Sebenarnya tidak ada manfaat khusus dalam rooting, karena rooting pada dasarnya adalah hanya membuka akses saja. Namun manfaatnya muncul pada tindakan pasca root. Seperti memback-up data & sistem, memodifikasi tampilan, mengganti sistem, merestore data & sistem, mengubah jaringan, mengoptimalkan fungsi hardware (kamera, LED Light, speaker, layar, baterai, dll), mengatasi masalah software, melakukan hacking, membantu developer untuk mengidentifikasi file yang ia kembangkan, dan segudang manfaat lain yang tidak bisa saya sebutkan.
Setelah mengulas fakta, mitos dan manfaat root maka kita akan membahas apa sih Root itu?
Bagi sebagian Linuxer yang sudah lalu lalang di per-Linux-an mungkin sudah tidak asing. Saya disini berusaha memberi pencerahan bagi yang belum cerah. Di windows kita sudah sering bertatap dengan “Run as Administrator” yang dimana jika diijinkan akan memberi pengguna untuk mengakses beberapa fungsi yang sebelumnya terproteksi. Hal ini hampir sama pada Android, rooting hanyalah sekedar memberi hak akses root pada pengguna. Juga pada Linux pengguna bisa menggunakan comman “sudo”.
Mengapa dinamakan “root”? Karena pengguna bisa mengakses hingga ke akar akarnya hingga dapat merusak perangkatnya sendiri melalui software jika ia mau.